(Refleksi Hari Lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Ke 57 Tahun)
"Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda"
- Tan Malaka
Pesan tersirat Tan Malaka adalah sebuah refleksi terhadap kaum muda di zamannya. Kaum muda sebagai manifestasi revolusi yang dilandasi oleh idealisme menjadi bentuk kemewahan yang maharnya tidak semahal uang panai'. Karena memang kemewahan idealisme kaum muda merupakan batu loncatan untuk menghadapi zaman ditengah ancaman arus globalisasi.
Jika, Tan Malaka masih menghirup udara segar di negeri ini dan melihat kaum muda saat ini, mungkin Tan Malaka lebih memilih untuk mati saja. Sebab, menemukan kaum muda yang masih konsisten di garis idealisme sangat sulit ibarat mencari jarum di tengah tumpukan jerami.
Di zaman Tan Malaka kaum muda menggunakan idealisme untuk melepaskan belenggu dari kolonial Belanda dan segala bentuk penindasan (dehumanisasi). Sedangkan saat sekarang ini idealisme hanya digunakan sebagai alat untuk kepentingan pribadi, ibarat ideaslisme itu redup bahkan hilang disaat masyarakat sangat membutuhkannya.
Idealisme sangat sulit menemui tuannya (Kaum Muda). Karena, idealisme ini hanya segelintir orang yang komitmen dalam menerapkannya. Mengapa demikian? Karena idealisme seseorang akan runtuh ketika diperhadapkan dengan materi.
Degradasi idealisme yang telah melanda kaum muda menjadi penyebab terbesarnya. Degradasi inilah yang mestinya harus diminimalisir oleh mereka namun, bukan hanya sekadar meminimalisir tetapi yang terpenting adalah melakukan action yang lebih produktif lagi.